Kamis, 14 November 2013

OBYEK WISATA DI WONOGIRI, JAWA TENGAH



Kabupaten Wonogiri menyimpan berjuta potensi. Kabupaten ini kaya akan potensi obyek wisataspiritual, petualangan, wisata alam dan lain sebagainya, mulai dari panorama alam, pantai yang sangat indah, kawasan hutan lindung yang sejuk dan menyegarkan, pemandangan indah Waduk Serba Guna Gajahmungkur Wonogiri, goa-goa kawasan karst yang membentang luas di wilayah Wonogiri bagian barat hingga selatan hingga museum karst terbesar terdapat di kabupaten ini.

Namun potensi-potensi yang ada belum semuanya dikelola dengan  baik. Memang perlu kerja sama semua pihak agar potensi-potensi yang ada bisa dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal. Semuanya dengan misi untuk lebih mengenalkan Kabupaten Wonogiri pada masyarakat luar.
Wonogiri kaya akan potensi wisatanya, berikut tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi di Wonogiri :
  1. WadukGajah Mungkur
  2. ArenaPapan Luncur Gantole
  3. MuseumKarst Dunia
  4. PantaiSembukan, Paranggupito
  5. PantaiNampu, Paranggupito
  6. PantaiBanyutowo (air tawar), Paranggupito
  7. Airterjun Kahyangan, Tiryomoyo
  8. Waduk Nawangan, Platarejo
  9. Goa Platar
  10. Sendang Siwani, Selogiri
  11. SendangSinangka
  12. Airterjun Setren, Girimanik
  13. Goa Maria Sendang Ratu Kenya, Ngampohan Platarejo
  14. Museum Wayang Indonesia
  15. AlasKethu
  16. GoaPutri Kencana, Pracimantoro
  17. GoaNgantap, Bayemharjo
  18. Area off-Roading
  19. Watu Plinteng Semar, Kecamatan Wonogiri
  20. Gunung Gandul
  21. Gunung Pegat, Ngadiroyo
  22. Gunung Kencur, Ngadiroyo
  23. Cagar Alam Danalaya
  24. Goa Resi, Bulukerto
  25. Hutan Gendol, Bulukerto
  26. Dan masih banyak yang lainnya

Wisata Waduk Gajah Mungkur

Waduk gajah Mungkurmerupakan Tempat Wisata andalanKabupaten Wonogiri. Taman rekreasi Waduk Gajah Mungkur dibuat setelah pembangunan Waduk Gajah Mungkur selesai. Dikawasan obyek wisata ini juga dikembangkan Agrowisata berupa pembudidayaan berbagai jenis ikan tawar, taman satwa, Mainan anak-anak, Jet Sky, Perahu, Sepeda air, Sarana olah raga gantole, karamba, Kereta kelinci, naik gajah, dan yang paling terbaru yaitu Water Boom.



Terletak di sebelah selatan Kota Wonogiri dengan jarak tempuh hanya 7 km, tempat wisata ini menyajikan perpaduan wisata alam, permainan anak, dan aneka pagelaran budaya dengan dukungan fasilitas yang terbilang cukup lengkap.


Akses jalan dan sarana transportasi yang mendukung obyek wisata ini sangat mudah dan murah. Hanya dengan waktu tempuh sekitar 15 menit dari Kota Wonogiri para pengunjung dapat langsung sampai ke tempat wisata ini.Fasilitas yang disediakan antara lain taman satwa langka, naik gajah jinak, kolam renang, arena mainan anak, kereta kelinci, tempat ibadah, toilet, tempat parkir, perahu boat, sepeda air, sarana olahraga paralayang, panggung hiburan dan wisata kuliner berupa rumah makan terapung yang menyediakan menu masakan khas nila bakar.Bagi para pengunjung dari luar daerah di sekitar obyek wisata sudah banyak didirikan hotel dan tempat penginapan yang nyaman dengan tarif yang murah.

Setiap Hari Raya Idul Fitri selama dua minggu di Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkurdiadakan event pariwisata Gebyar Gajah Mungkur. Kegiatannya adalah pentas kesenian selama dua minggu berupa pentas orkes melayu, campur sari dll dengan tujuan untuk  menghibur masyarakat yang berkunjung ke Obyek Wisata Waduk Gajah Mungkur. Gebyar Gajah Mungkur ditutup dengan atraksi budaya Sedekah Bumi yaitu berupa upacara ritual yang dilaksanakan oleh Bupati Wonogiri dengan menyebar ketupat kepada pengunjung, setelah penyebaran ketupat dilanjutkan dengan atraksi tari-tarian tradisional di Obyek Wisata Sendang Asri.

Event pariwisata Gelar wisata budaya juga dilaksanakan di Obyek Wisata Sendang Asri Waduk Gajah Mungkur, pada bulan Sura setiap tahun, menampilkan atraksi budaya adatKabupaten Wonogiri antara lain :

  • Kegiatan ruwatan masal, setiap tahun diminati oleh kurang lebih 200 orang baik oleh masyarakat maupun di luar Wonogiri.
  • Jamasan Pusaka Milik Mangkunegara I
  • Tari Tradisional khas Wonogiri

Petualangan Gantole di Wonogiri


 Bagi Anda yang berjiwa petualangan dan suka denganadrenalin Wonogiri memberikan tempat alternatif untuk hobi Anda tersebut. Adalah Papan Arena Papan Luncur Olahraga Gantole namanya. olahraga yang dijamin akan memacu adrenalin Anda. Di bukit Desa Sendang adalahtempat untukarena peluncuran bagi olahraga gantole dan paralayang. Tempatnya sangat nyaman dan cocok mengingat letaknya mudah dijangkau kendaraan roda empat dan tempat pendaratan yang luas sangat jelas dari tempat peluncuran.


Papan Arena Papan Luncur Olahraga Gantole ini merupakan salah satu tempat favorit bagi para pecinta olahraga gantole dan para layang di Jawa Tengah. Berbagai event kejuaraan tingkat daerah, nasional dan internasional pernah diadakan di tempat ini. Terdapat dua tingkat ketinggian yaitu 200 meter dan 400 meter sehingga memberikan pilihan bagi atlit gantole untuk melakukan aksinya.


Namun bagi Anda yang tidak suka atau tidak bisa melakukan olahraga tersebut jangan berkecil hati dulu. Tempat papan luncur tersebut pemandangannya sangat indah dan menyejukkan. Sangat cocok dijadikan tempat wisata. Jadi tidak ada salahnya untuk mengunjungi tempat tersebut. Selama mencoba Papan Arena Papan Luncur Olahraga Gantole!

Museum Karst Terbesar Ada di Wonogiri

Museum Karst Terbesarada di Wonogiri.Wonogirimerupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Bekas wilayah Mangkunegaran ini secara administratif terbagi menjadi 25 kecamatan. Sebagian besar keadaan alam kabupaten Wonogiri terdiri dari pegunungan berbatu gamping, terutama bagian selatan. Selain itu juga berupa bukit-bukit dan masuk dalam jajaran pegunungan seribu. Kabupaten Wonogiri terkenal sebagai daerah yang gersang. Namun keadaan alam yang demikian dan potensi yang ada coba dimanfaatkan oleh pemerintah dengan membangun Museum Karst Dunia untuk menarik wisatawan datang ke Wonogiri.
Museum Karst ini terletak di desa Gebangharjo, kecamatan Pracimantoro, Wonogiri. Kurang lebih 1 jam perjalanan dari Wonogiri kota. Museum Karst ini dinilai sebagai museum terbesar dan terunik di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri terdapat setidaknya 3 museum karst tapi hanya di Wonogiri yang menggambarkan keseluruhan kondisi di Indoneisa. Retribusi untuk masuk museum ini hanya 2 ribu per motor sehingga sangat terjangkau, bahkan untuk ukuran pelajar sekalipun. Museum ini dibangun dengan tujuan menyediakan informasi tentang kawasan karst kepada semua pihak untuk kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata yang bersifat edukatif, konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Museum Karst Dunia menawarkan sesuatu yang berbeda dengan museum-museum yang lain.  Museum ini terletak di tengah pemandangan pedesaan. Di dalamnya terdapat miniatur gua-gua kawasan karst, ruang pemutaran film dokumenter dan ruang penelitian karst. Beranjak keluar museum ini dikelilingi eksotisme 7 goa ditambah bangunan tempat ibadah orang Indonesia yang saat ini telah rampung dibangun Pura dan Masjid, sedang untuk vihara dan Gereja masih dalam proses dibangun. Tujuh goa yang mengelilingi Museum Karst adalah goa Tembus, goa Mrico, goa Sodong, goa Gilap, goa Sapen, goa Sonya Ruri dan goa Potro Bunder.
Goa Tembus
Goa ini terletak paling dekat dengan pintu masuk museum karst. Gua Tembus adalah jenis gua horisontal kering. Gua ini memiliki lorong gua sepanjang 120 m. Ketika memasuki goa dari sisi yang satu maka akan keluar dari sisi yang lain. Gua Tembus ini memiliki filosofi bahwa kalau kita minta pada Yang Maha Kuasa niscaya akan diberi jalan terang (petunjuk).
Goa Mrico
Goa ini terletak 300 meter dari Goa Tembus. Dahulu goa ini digunakan untuk meditasi karena ada ruang ceruknya (goa kecil), sekarang pun masih bisa juga digunakan untuk meditasi. Filosofi dari goa ini adalah bumi ini sebenarnya kecil,  ibarat manusia adalah molukel, sangat kecil tidak memiliki daya adapun ketika  mendapat goncangan besar. Melalui Gua Mrico ini manusia diajak agar selalu langkah kita telah menyatu dengan alam, sejauh mana kita telah menghargai alam dan sejauh manusia merawat alam semesta ini.
Goa Sodong
Goa ini berjarak kurang lebih 400 meter dari Goa Mrico. Goa ini berbentukhorizontal dan keadaanya basah. Panjang goa ini kurang lebih 1,75 km. Nama Goa Sodong berasal dari bahasa Jawa Kuno sad, yang berarti enam nafsu atu musuh dalam diri manusia. Yang dapat diartikan untuk membersihkan diri dari segala nafsu atau musuh dalam diri manusia.
Gua Gilap
Goa ini berbentuk horizontal dan vertikal. Keadaannya goa ini lembab. Gilap atau gumilap berarti berkilat. Gua ini diawali dengan lubang yang sempit dan memiliki kedalaman yang cukup jauh. Konon ditengah gua ada stalagmit yang tumbuh ke atasmenyerupai tongkat. Menurut cerita para peziarah diyakini sebagai tongkat dewa brahma. Suatu bagian dalam goa ini di kedalaman tertentu tidak pernah mendapat sinar matahari.

Goa Sapen
Goa yang berbentuk vertikal dan dalam keadaan basah ini mempunyai kedalaman 40 meter. Sarana dan prasarana dari goa ini masih terbilang minim cukup menyulitkan akses untuk mencapai goa ini. Sehingga perlu pembenahan sarana dan prasananya. Goa ini mempunyai filosofi agar manusia senantiasa introspeksi diri.
Goa Sonya Ruri
Goa ini masih sulit terjangkau. Sehingga belum ada penelitian lebih lanjut tentang goa ini. Tapi bukan berarti goa ini tidak menarik untuk dikunjungi. Goa ini mempunyai filosofi bahwa hakikat hidup dalam kehidupan adalah manusia harus memperkaya penemuan jati diri dalam dirinya.
Goa Potro Bunder
Goa ini berbentuk horizontal. Dalamnya kering. Pintu masuk yang satu tembus ke pintu masuk yang lain. Panjangnya goa ini sekitar 75 meter.

Museum Karst Dunia di Wonogiri memang menawarkan sesuatu yang istimewa. Museum yang menawarkan wisata dipadu unsur pendidikan dan edukatif ini memang jarang ditemui di tempat lain. Ditambah lagi keindahan dan kemegahan museum yang dikelilingi eksotisme pemandangan yang begitu indah. Dan yang pasti biaya untuk menikmati wisata ini sangat terjangkau atau murah. 

Pantai Sembukan, Emas di Tanah Wonogiri


Kabupaten Wonogiri , ternyata banyak wisata alam yang belum tergarap penuh oleh pemda seperti sebagai contohPantai Selatan yang terletak di kecamatan Paranggupito yaituPantai Sembukan.
Kali ini kami akan membahas wisata Pantai Sembukan. Pantai ini ramai dikunjungi pada malam 1 Suro. Pantai ini lebih dikenal sebagai tempat wisata ritual. Pantai ini sarat dengan mitos Nyi Roro Kidul yang sudah mendarah daging pada masyarakat Jawa. Berdasarkan mitos yang berkembang Pantai Sembukan merupakanpintu gerbang ke-13 Kerajaan Nyi Roro Kidul. Melalui gerbang ini Nyi Roro Kidul bertemu dengan raja-raja Kasunanan Surakarta. Setahun sekali di Pantai ini diadakan selamatan Larung Ageng oleh Keraton Surakarta, Pemkab Wonogiri, maupun masyarakat sekitar. Ritual semacam ini dapat menarik para wisatawan lokal dan mancanegara.

Kabupaten Wonogiri merupakan satu-satunya Kabupaten/kota di wilayah Surakarta yang memiliki pantai.
Pantai Sembukan terletak di Kecamatan Paranggupito kurang lebih 40 Km arah selatan Kota Wonogiri atau 2 jam perjalanan.
Pantai Sembukan terkenal sebagai pantai ritual yang ramai dikunjungi orang untuk bermeditasi dan ngalab berkah.
Pantai sembukan yang jaraknya dari Kantor Kecamatan Parnggupito kurang lebih berjarak 3,5 km, juga pada waktu-waktu tertentu diadakan acara larung yang juga dilanjutkan dengan acara wayangan. Jika ingin berwisata di pantai sembukan jangan lupa membawa kail karena disana banyak orang yang mengail mencari ikan sambil menikmati indahnya pemandangan alam laut yang menawan. Disamping itu juga ada tempat peribadatan yang ada di puncakgunung yang terletak tidak jauh dari pantai Sembukan tersebut.
Sayang sekali pengelolaan Pantai Sembukan sabagai tempat wisata kurang mendukung. atau dapat dikatakan sangat minim sarana dan prasarananya. Sebagai contoh akses jalan yang sudah rusak. Padahal kalau pengelolaan Pantai ini dilakukan dengan baik dapat mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.

Pantai Nampu, emas terpendam dari Wonogiri


Suara debur ombak dan hempasan angin yang agak kencang akan kitatemukan ketika berada di pantai Nampu. Pasir putih seakan-akan menjadi pijakan pualam yang terasa lembut. Hamparan laut biru terasa begitu memanjakan mata dan mengingatkan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam beserta isinya. Keasrian dan kealamian pantai Nampu menjadi daya tarik tersendiri dibanding dengan pantai-pantai lainnya. Ratusan tanaman pandan dan beberapa bukit karang seperti menjelma prajurit yang senantiasa menjaga pantai untuk selalu menawarkan keindahan.




Pantai Nampu berada di kabupaten Wonogiri. Tepatnya di Desa Dringo, Kelurahan Gunturharjo, Kecamatan Paranggupito. Pantai ini berjarak kurang lebih 70 KM selatan kota Wonogiri. Pantai Nampu adalah pantai pasir putih dengan ombak yang cukup besar. Jika air laut sedang surut, pantai ini menjadi pantai pasir putih yang berkarang. Jadi pasir putih hanya berada di bagian tepi pantai dan dasar dari pantai itu sendiri adalah karang. Pantai Nampu adalah pantai di daerah pesisir selatan jawa, yakni di kawasan samudera Indonesia. Pantai Nampu belum banyak di kenal masyarakat dari kuar daerah. Hal ini menjadikan pantai Nampu menjadi pantai yang bisa dikatakan masih alami dan perawan dibanding pantai laut selatan lainnya seperti Parangtritis, Wedi Ombo, Krakal, Kukup, Baron, TelengRia dan lain-lain.
Pantai Nampu belum banyak di kenal wisatawan karena akses transportasi ke pantai ini memang agak sulit. Wisatwan yang ingin menikmati keindahan pantai Nampu sangat disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi karena belum ada transportasi umum dari kota menuju pantai. Jika dari kota Solo, kita bisa memulai perjalanan menuju kota Wonogiri. setelah itu ada dua jalur alternatif untuk menuju ke kecamatan Paranggupito, yakni jalur Pracimantoro dan Jalur Baturetno. Kedua jalur ini nanti akan bertemu di perempatan Giribelah. Dari perempatan Giribelah kita menuju ke arah selatan. Jarak yang ditempuh untuk menuju pantai kurang lebih 25 KM lagi. Kita akan disuguhkan panorama kawasan karst yang begitu menawan. Hamparan bukit-bukit karst dengan diselingi tanaman penduduk seolah mengantar kita ke dalam dunia yang purba. Jalan agak sempit naik turun dengan beberapa tikungan tajam akan cukup memacu adrenalin untuk dijadikan tantangan sebelum sampai di tujuan.
Ketika sampai dituuan kita akan disajikan panorama pantai yang Indah. Pandan yang pada umumnya tumbuh lebih dari dua meter membuat pemandangan menjadi lebih asri dan sejuk. Kita pun dapat beristirahat di bawah pandan yang rimbun sembari menatap jauh ke laut lepas. Rasa penat dan lelah selama perjalanan pun terobati sudah. Untuk menuju bibir pantai, kita harus menuruni berpuluh-puluh anak tangga, karena pantai Nampu berada di bawah tempat parkir. Menuruni anak tangga memang cukup melelahkan, akan tetapi hal tersebut tidak sebanding dengan keindahan yang kita dapatkan sesampai di bibir pantai. Kita dapat bermain pasir putih, bermain kecipak air, berlari menantang ombak, mencari hewan-hewan kecil laut dan lain-lain.
Mulai lelah bermain di pantai, kita dapat menikmati segarnya Es Degan yang dijajakan oleh penduduk sekitar. Sayangnya pada hari biasa penjual Es Degan di Nampu sangat jarang. Mereka berjualan ketika hari-hari ramai saja, yakni hari Minggu dan hari Libur lainnya. Wiryadi, salah satu penjual Es Degan di Pantai Nampu kepada DIDIK mengatakan bahwa ia tidak berjualan di hari biasa, ia hanya berjualan ketika hari Minggu atau hari libur saja karena pada hari biasa jarang sekali ada pengunjung. Ia pun berjualan Es Degan hanya sebagai pekerjaan sambilan. Pekerjaan sehari-harinya adalah petani dan nderes kelapa, yakni mengambil nira kelapa untuk dijadikan gula jawa. Hal serupa juga diungkapkan Paijem, ia juga berjualan di hari Minggu dan hari libur. Ketika hari biasa ia bekerja sebagai petani dan nderes kelapa. Jarangnya pengunjung bukan mengindikasikan bahwa pantai ini jelek, akan tetapi akses ke pantai ini memang lumayan sulit dan jika dibandingkan dengan pantai lainnya, Pantai nampu bisa dikatakan sebagai surga yang tersembunyi di balik bukit.
Tidak ada kata mengeluh dan bosan ketika kita menikmati keindahan pantai Nampu. DIDIK sempat berwawancara dengan salah satu pengunjung yang berasal dari Solo yakni Pak Yustin. Ia mengatakan baru pertama kali datang ke pantai Nampu. Ia mengajak keluarganya ke pantai Nampu untuk mengisi hari libur. Sebelumnya mereka belum mengetahui pantai Nampu, dari Solo mereka hanya berniat liburan ke pantai yang berpasir putih. Dengan modal bertanya-tanya, akhirnya mereka akhirnya tiba di pantai Nampu. Pak Yustin mengomentari bahwa Pantai Nampu cukup Indah, akan tetapi kurang mendapat perawatan seperti pantai-pantai yang terkenal lainnya.. Kesannya masih alami. Keindahan pantai Nampu juga di lontarkan oleh tiga remaja yang merupakan siswa SMA Negeri I Paranggupito yang waktu itu sedang rekreasi di Pantai Nampu. Mereka mengatakan bahwa Pantai Nampu sangat Indah dan pasirnya sangat putih bersih.
Air laut di pantai Nampu biasanya surut di sore hari. Ketika air laut sedang surut, kita bisa mencari hewan-hewan laut seperti bulu babi, bintang laut, teripang, ikan-ikan kecil, gurita dan lain-lain. Biasanya penduduk sekitar pantai menggunakan kesempatan ketika air laut surut untuk mencari gurita. Gurita yang ditangkap nukan untuk dijual, akan tetapi untuk dimasak sebagai lauk. Dengan berbekal tongkat kecil yang mereka sebut sundlep mereka mencari gurita di balik terumbu dan karang-karang. Jika sedang beruntung kita pun dapat melihat penduduk sekitar yang sedang memancing ikan di bibir pantai sebelah timur. 
Pantai Nampu belum dikelola secara maksimal oleh dinas pariwisata. Hal ini ditunjukkan belum adanya karcis masuk dari dinas pariwisata. Selama ini karcis masuk hanya dikelola karang taruna dan kelurahan. Karcis masuk pun hanya ditarik ketika hari berkunjung ramai, seperti hari Minggu dan hari libur. Begitu pula dengan aturan parkir. Masalah perpakiran juga diurus karang taruna dan kelurahan. Menurut Taufik, tukang parkir pantai Nampu, hasil dari karcis dan parkir dibagi menjadi tiga yakni untuk petugas, kas karang taruna dan kelurahan.

Fenomena keunikan Pantai Banyutowo


Objek wisata  Pantai Banyutowo ini terletak di Desa Gudangharjo, Kecamatan Pranggupito atau sekitar 2 jam berjalan darat dari pusat kota Wonogiri.


Objek wisata alam mempunyai keunikan yakni pantai dengan sumber air tawar dan panoramaalam yang indah, area pemancingan ikan air tawar, pengeboran sumur air tawar yang melimpah .



Hanya sedikit objek wisata alam yang memiliki keunikan seperti Pantai Banyutowo ini. Sesuai namanya Banyutowo, yang artinya air tawar, maka inilah kesempatan bagi wisatawan untuk menikmati sensasi air pantai yang berbeda, yakni air tawar yang tidak lengket bila terkena kulit tubuh ketika kita menceburkan diri ke pantai.



Bukan hanya itu, pemandangan yang ditawarkan pantai ini juga cukup sensasional. Setelah menikmati anugerah alam, menggunakan waktu yang tersisa untuk memancing bersama teman atau keluarga adalah pilihan tepat.
Pantai ini berair tawar karena merupakan muara dari sungai air tawar di daerah tersebut. Sumber air tawar ini pun belum lama ditemukan. Tim survei potensi air Pemkab Wonogiri dipimpin Kabag Humas Eko Muslich Martono SE MM menemukan mata air baru Sumber Banyutowo di dekat Pantai Paranggupito. ''Debitnya cukup besar dan berair jernih. Namunsayang potensi air tawar ini hanya terbuang ke laut selatan. Padahal wilayah Paranggupito selalu dilanda kekeringan bila musim kemarau,'' katanya. Sebagai potensi air bersih, Sumber Banyutowo kiranya dapat dieksploitasi untuk mencukupi kebutuhan air penduduk Paranggupito.


Temuan Sumber Banyutowo yang merupakan aliran sungai bawah tanah ini, lanjut dia, berada di celah perbukitan yang berjarak sekitar tiga kilometer utara pantai selatan, tepatnya di Dusun Ringin Desa Parang Kecamatan Paranggupito.

Kahyangan, Situs Bersejarah dari Wonogiri Timur


Di bagian Timur Wonogiri terdapat sebuah situs bersejarah bernama "Kahyangan" di dusun Dlepih, Tirtomoyo, yang jaraknya kurang lebih 47 km dari ibu kota kabupaten Wonogiri.
Dari Kota Wonogiri, pengunjung bisa naik bus dari terminal bus giriwono dan naik minibus dari dekat ponten (dekat Kantor Badan Pertanahan), jurusan Tirtomoyo. Dari Tirtomoyo, bisa naik angdes jurusan Kahyangan atau Sukarjo. Sampai sekarang belum ada angdes yang bisa masuk sampai Kahyangan, sehingga harus dilanjutkan jalan kaki sekitar 1 Km. Pengunjung berkendaraan bisa langsung sampai ke tempat parkir Kahyangan.

Sebetulnya desa Taman dulunya merupakan sentra batik tulis, yang produknya banyak disetorkan ke Solo, untuk diproses lanjut. Banyak warga desa yang bergerak di bidang yang berhubungan dengan batik, baik sebagai pembatik, pembuat patron, pemasok kain mori. Akan tetapi, seiring dengan diperkenalkannya teknik pembuatan genting press, yang hasilnya cepat diperoleh, maka semakin lama industri batik semakin tergeser.
Sesampai di Kahyangan, pengunjung akan mendapati goa yang terletak di atas kedung. Konon, tempat itu sebagai tempat bersemedinya Danang Suto Wijoyo, atau yang dikenal dengan Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram Islam. Selain itu, terdapat pula air terjun, dan puncak Kahyangan yang konon merupakan tempat di mana Sutowijoyo menemuai Kanjeng Ratu Kidul, sehingga bagi yang percaya tahyul, dilarang memakai baju yang berwarna hijau.

Tempat itu sangat ramai di malam menjelang pergantian tahun Jawa (bulan Suro). Banyak pendatang dari luar daerah, terutama dari daerah Yogyakarta, untuk bertirakatan di sana. Di hari-hari biasa, terutama malam Jumat Kliwon, biasanya banyak dikunjungi orang-orang dari luar daerah, yang mengadakan syukuran atas keberhasilan yang telah dicapai di tempat perantaunnya, dengan mengundang warga sekitar.
Kahyangan konon merupakan tempat petilasan Raja Mataram dalam melakukan tirakat atau meditasi. Di tempat inilah Danang Suto Wijoyo mendapatkan wahyu dan mengadakan perjanjian dengan Ratu Kidul untuk bersama-sama membangun kerajaan di tanah Jawa.
Suasana di obyek wisata ini memang terasa sakral dengan gemericik air sungai yang mengalir. Di tempat inilah para pengunjung melakukan meditasi atau sekedar beristirahat sambil merenung dan melepaskan kepenatan rutinitas yang sangat membosankan. Kahyangan juga dilengkapi dengan sarana ibadah, toilet dan tempat pembelian aneka souvenir berupan benda-benda bertuah dari kayu, batu mulia, dan benda bertuah lainnya. itulah sekilas tentang objek wisata kahyangan, situs bersejarah dari Wonogiri timur.

Cerita di Balik Objek Wisata Sendang Siwani


Cerita Rakyat Sendang Siwani adalah salah satu cerita yang berbentuk cerita prosa rakyat yang berbentuk cerita legenda dan mempunyai nilai sejarah karena Pangeran Sambernyawa merupakan pejuang kemerdekaan dan pendiri kerajaan Mangkunegaran. Mengandung unsur-unsur mitos bahwa Pangeran Sambernyawa merupakan pelindung dan Sendang Siwani sebagai kunci kemenangan dalam melawan penjajah Belanda. Penghayatan masyarakat pendukung masih sangat kuat dan mengakui Pangeran Sambernyawa sebagai pembawa berkah melalui Sendang Siwani. Sebagai rasa hormat, masyarakat mewujudkannya dalam ritual ruwatan dan wayangan yang dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Sendang Siwani yang berlokasi di Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri atau sekitar enam kilometer utara dari pusat kabupaten dan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 10 - 15 menit dengan kondisi jalan mulus.


Sendang tersebut merupakan petilasan Raden Mas Said atau KGPAA Mangkunagoro I saat melakukan gerilya melawan penjajahan Belanda. Di sendang inilah Raden Mas Said mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa bagaimana caranya agar mendapatkan kemenangan dalam perang melawan penjajah Belanda.

Selanjutnya di tempat ini menjadi mitos bahwa orang yang melakukan tirakat atau meditasi di tempat ini akan terkabul permohonannya. Sampai sekarang tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata ritual di Kabupaten Wonogiri baik dari kalangan bawah, menengah dan atas.
Sendang Siwani merupakan petilasan Raden Mas Said (KGPAA Mangkunagoro I) saat melakukan gerilya melawan penjajahan Belanda.  Di sendang inilah Raden Mas Said mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa bagaimana caranya agar mendapatkan kemenangan dalam perang melawan penjajah Belanda.
Selanjutnya ditempat ini menjadi mitos bahwa orang yang melakukan tirakat/ meditasi ditempat ini akan terkabul permohonannya.  Sampai sekarang tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata ritual di Kabupaten Wonogiri baik dari kalangan bawah, menengah dan atas.

        
 Semula Sendang Siwani masih merupakan sendang alam yang kecil tidak terawat, berdekatan dengan pohon yang rindang dan airnya sangat jernih. Kemudian didirikan sebuah bangsal dengan ukuran 3 X 5 meter untuk bernaung para peziarah. Jika tidak salah, yang mendirikan bangunan tsb adalah bapak Soemoharyomo, ayahanda dari almarhumah ibu Tien Soeharto.
Selanjutnya pada tahun 1980, Sendang Siwani dibangun oleh bapak Soemoharmanto, paman dari almarhumah ibu Tien Soeharto. Sendang tersebut ditembok dan diberi pagar tembok pula. Kalau semula terbuka, sekarang sudah dibangun kamar mandi untuk perempuan dan lelaki. Untuk kenang-kenangan dari perjuangan Pangeran Samber Nyowo melawan tentara VOC. Juga pertarungan dua ekor kerbau yang memberikan inspirasi kepada pasukan Pangeran Samber Nyowo untuk minum air sendang.
Pada tanggal 14 Agustus 1992, Sendang Siwani dipugar oleh para keturunan dari Pangeran Samber Nyowo dan keturunan dari "Punggawa Baku". Pemugaran tersebut selesai dan diresmikan pada tanggal 13 Desember 1992, dengan disertai candrasengkala, Gatining Panembah Trus Wani.

Pada tanggal 3 Rabiul Akhir Tahun Jimakir 1666 (atau tahun 1741 Masehi), R.M. Sahid meninggalkan keraton Kartasura. Keluarnya R.M. Sahid dari keraton Kartasura, yang berarti dimulainya perang Sambernyawa, ditandai dengan candrasengkala "Rasa Retu Ngoyag Jagad" yang mengandung makna angka tahun Jawa 1666 atau tahun 1741 Masehi. 
Pada saat itu R.M. Saìd dengan dibantu oleh 18 orang pemuda pengikutnya keluar dari keraton Kartasura untuk memulai perjuangannya. Para pengikut yang belum dewasa penuh, rata-rata baru berumur 16 - 17 tahun, hanya memiliki bekal keberanian yang terdorong oleh adanya maksud untuk menuntut keadilan. 
Dalam sejarah Praja Mangkunegaran, 18 orang pengikut tersebut kemudian bertambah menjadi 24 orang anak-anak muda yang kemudian diberi nama sebagai "Punggawa Baku", artinya sebagai "Punggawa Pokok yang setia".
Di Sendang Siwani banyak yang melakukan tirakatan di tempat tersebut hingga semalam. Bahkan, kadang-kadang ada yang menyepi sampai beberapa malam. Jika tidak salah, di lokasi Sendang Siwani juga terdapat sebuah batu. 
Pada jaman dulu, terletak di bawah pohon dekat dengan sendang nya. Batu tersebut dulu digunakan untuk tempat duduk R.M. Sahid ketika melepaskan lelah dalam pengejaran musuh.  Batu tersebut dinamakan : Sela Plasa.

Sendang Sinangka dengan Mitosnya


Sendang Sinangka juga merupakan salah satu tempat yang pernah dijadikan persinggahan oleh Pangeran Samber Nyowo. Sendang Sinangka ini lokasinya terletak di Keloran, Selogiri, kabupaten Wonogiri. Asal usul nama Sendang Sinangka berasal dari pemberian Pangeran Samber Nyowo. Pada saat beliau sedang melakukan tapa kungkum, tiba-tiba kejatuhan buah nangka. Sampai saat ini, tempat ini masih sering dikunjungi oleh warga sekitar bahkan warga luar kota. Banyak orang yang minum, mandi sambil pulang membawa botol berisi air Sendang Sinangka ini.


Kondisi sendang sinangka sudah mengalami pemugaran. Dan kondisi terakhir adalah sebagai Pasiraman Sendhang Sinangka. Bangunan pasiraman sudah tertutup rapat dengan tembok dan beratapkan atap rumah joglo. Sampai saat ini, pasiraman ini masih dipelihara dan dirawat sebaik-baiknya oleh warga sekitarnya dan juga dari pihak Puro MangkunegaranSolo serta pemda kabupaten Wonogiri.

Berawal dari sebuah mata air yang berada di bawah pohon Nongko atau Nangka. Ketika Pangeran Samber Nyowo berkunjung di tempat ini, beliau merasakan getaran gaib di tempat ini. Maklum beliau tergolong sebagai wong luhur yang waskito ing panggalih (tajam kepekaan batin). 

Dan di suatu malam, beliau ditemani oleh Kyai Kudonowarso (patih beliau), datang ke tempat ini dan berendam di sendhang ini. Saat sedang berendam, tiba-tiba di depan beliau, jatuh satu buah nangka. Ajaib sekali, buah nangka itu bersinar amat terang di malam tersebut. Selesai berendam, buah nangka itu diambil oleh Pangeran Samber Nyowo. Dan beliau meminta Kyai Kudonowarso untuk membelah buah nangka itu. 

Lagi-lagi terjadi keanehan, pisau yang digunakan Kyai Kudonowarso, tidak mempan untuk membelah nangka. Akhirnya digunakan pusaka untuk membelahnya, tapi tetap saja tidak mempan. Ketika Pangeran Samber Nyowo sendiri yang memegangnya, buah nangka itu membelah dengan sendirinya. Dan akhirnya, buah nangka itu dimakan oleh Pangeran Samber Nyowo.

Konon kabarnya, air Sendang Siwani untuk diminum dan mandi ini memiliki khasiat sebagai berikut : 

(1). Untuk kejayaan, mungkin dalam arti luas berarti derajat dan pangkat juga. 
(2). Untuk menambah kekuatan. 
(3). Untuk menambah kesaktian bagi mereka yang tertarik pada kasekten dan kanuragan. 
(4). Untuk menambah keberanian. 
(5). Untuk meningkatkan nyali pada orang yang penakut. 
(6). Cocok bagi security / polisi / tentara / militer yang akan berangkat bertugas ke medan tempur. 
(7). Untuk memudahkan orang yang belajar ilmu kebal karena tuntutan pekerjaan seperti militer/polisi. 
(8). Untuk mereka yang berada di pihak yang benar dan sedang punya kasus/perkara di meja pengadilan. 

Tetapi ini harus disadari bahwa semuanya berasal dari Allah SWT semata, air sendang siwani hanyalah 'srono' / 'lantaran' alias sarana kekuasaan-Nya. inilah sekelumit cerita tentang Sendang Sinangka

Paket Wisata Setren, Girimanik


Obyek Wisata Setren Girimanik terletak di Kecamatan Slogohimo dengan jarak sekitar 40 Km dari Kota Wonogiri. Akses jalan menuju tempat wisata ini sangat mudah dan lancar dengan dukungan sarana angkutan umum yang memadai. Obyek Wisata Setren Girimanik merupakan tempat wisata alam dengan suasana sejuk dan didukungpanorama alam pegunungan yang indah. Selain pemandangan pepohonan hutan yang hijau dan lebat, Obyek Wisata Setren Girimanik juga terdapat air terjun yaitu Air Terjun Tinjo Moyo, Manik Moyo dan Condro Moyo.

Tidak hanya itu, tempat wisata ini juga terdapat tempat petilasan Raden Mas Said yang dikenal dengan sebutan Batu Besi. Tempat petilasan yang lain adalah Sendang Drajat konon merupakan tempat pemandian Raden Mas Said, Sendang Nglambreh yang konon dipercaya berkhasiat agar kelihatan lebih cantik dan awet muda bagi siapa saja yang mencuci muka di Sendang ini. Dan yang terakhir adalah Pertapaan Girimanik. Tempat yang sakral ini merupakan sebuah bukit yang digunakan untuk bertapa Raden Mas Said. Sampai sekarang tempat ini masih sering digunakan oleh banyak kalangan untuk melakukan meditasi. Jadi hanya dengan satu kali membayar retribusi anda dapat menikmati beberapa objek wisata yang sungguh indah yang dinamakan paket wisata Setren Girimanik.

Sendang Ratu Kenya, Deskripsi


 Inilah selayang pandang tentang Sendang Ratu KenyaAda sebuah sendang (sejenis kolam yang airnya keluar dari mata air), terletak di lereng gunung dusun Ngampohan, Giriwoyo, sekitar 50-km di sebelah selatan Kota Wonogiri. Sendang itu tepatnya berada di tepi jalan raya antara Baturetno dan Giritontro, sekitar 10-km arah barat daya kota kecil Baturetno. Sendang ini tidak terlalu luas, namun rongga di dalamnya cukup besar. Karena itu masyarakat menyebutnya Sendang Growong. Di samping sendang itu ada pohon unut (sejenis pohon beringin) yang dijadikan dhayangan oleh warga setempat. Jadilah tempat itu dikenal dengan sebutan Dhayangan Growong.



Namun Dhayangan Growong ini berubah menjadi tempat angker setelah diberi makhluk halus oleh Ki Somejo, tokoh kejawen karismatik setempat. Akhirnya Petrus Suhirman, seorang katekis di dusun ini menyanggupkan diri untuk mengusir makhluk halus setelah mendapatkan persetujuan , dukungan serta restu dari masyarakat. Dan setelah konsultasi dengan Pastor A. Purwodiharja Pr (Pastor Paroki Purbayan Solo), Suhirman bersama umat lainnya mengadakan doa rosario sembilan hari di Dhayangan Growong.

Setelah selesai doa rosario dan yakin bahwa makhluk halus benar-benar telah perti, Petrus Suhirman mempunyai gagasan, Sendang Growong dijadikan tempat peziarahan. Tempat peziarahan itu kini dikenal sebagai Gua Maria Sendang Ratu Kenya. Nama ini mempunyai makna sumber air yang melambangkan sumber kehidupan, sumber rahmat Tuhan selalu selalu mengalir. Sumber rahmat Tuhan ini akan selalu dialirkan oleh Ratu Kenya (ratu yang perawan) yakni Bunda Maria. Bunda Maria akan mengalirkan rahmat Tuhan kepada siapa saja, terlebih kepada orang hadir kepadanya.

Tidak terlalu banyak orang dari luar daerah Danan dan Baturetno yang mengenalnya. Namun bagi umat Katolik di seluruh wilayah Paroki Santo Yusup Baturetno, Sendang Ratu Kenyamenjadi tempat ziarah yang telah masuk di hati. Tempat ini mulanya masuk wilayah Stasi Danan dari Paroki Sato Yusup Baturetno, Wonogiri. Namun setelah Stasi Danan diresmikan menjadi Paroki administrative pada 1-April-1997 dan diresmikan menjadi paroki mandiri pada 24-Agustus-1998 oleh Uskup Agung Semarang, tempat ziarah ini masuk wilayah dan milik Paroki Santo Ignatius Danan, Giriwoyo, Wonogiri.

Tempat mengadu

Letak Gua Maria Sendang Ratu Kenya sangat strategis dan mudah dijangkau sarana transportasi umum. Banyak orang mengakui, tempat ziarah ini menjadi tempat doa yang sejak dan menjadi tempat mengadu pada figure yang tepat, yaitu Bunda Maria. Tidak sedikit pula orang yang mengakui bahwa permohonannya telah dikabulkan berkat doa novena dan peziarahanny di tempat ini.

Sejak dibangun 1980, tempat ziarah ini banyak mendapat kunjungan dari para Kelompok Pelayanan Kasih Dari Ibu Yang Bahagia yang berpusat di Cimahi, dengan melakukan aksi social ke Desa Boto, Baturetno. Mereka tidak lupa berkunjung ke Gua Maria Sendang RatuKenya. Kelompok yang diprakarsai Agnes Suwarno ini berdoa di Gua Maria Sendang Ratu Kenya. Saat itu Agnes percaya dirinya merasakan diri mendapat pesan-pesan khusus dari Bunda Maria untuk memperindah tempat doa dari ziarah ini.

Setelah peristiwa tersebut, kelompok pelayanan ini berkoordinasi dengan pastor setemat dan dispakati untuk melakukan pemugaran Gua Maria tahun 1996. Pemugaran diselesaikan September 1997 dan pada tanggal 30-September-1997 diberkati dalam perayaan Ekaristi meriah dengan beberapa imam. Namun pembangunan tidak berhenti sampai di sini. Sekarang Gua Maria ini telah dilengkapi sarana dan prasarana, seperti kapel Rasul Yohanes.

Jalan menuju lokasi gua pun dibuat menjadi dua. Dengan dua jalan ini maka para peziarah yang semula berjalan kaki melalui jalan setapak, kini bisa sampai di lokasi dengan kendaraan roda empat. Sebelum masuk lokasi dan stasi jalan salib, dikanan jalan tersedia tempat penginapan untuk para peziarah yang datang dari luar kota dengan fasilitas 16-kamar.

Tempat ziarah ini bukan hanya memberikan berkat rohani, tetapi juga keuntungan materi. Banyak pedagang yang berjualan di sekitar tempat ziarah merasakan manfaatnya.

Masuknya jaringan listrik ke lokasi gua juga membuat masyarakat sekitar bisa mendapatkan penerangan di rumahnya.

Di tempat ini setiap Jumat pukul 20.00 WIB diadakan Misa Kudus. Juga diadakan doa novena sembilan kali setiap minggu pertama pukul 10.00 WIB. Doa novena dimulai Minggu pertama September dan berakhir Minggu pertama tahun berikutnya. Pastor Paroki Danan mengajak umat untuk bersyukur karena pihak Gereja dan KAS telah berhasil membeli tanah dan memperluas lokasi Gua Maria. Tanah sekitar 2,5 hektar di sebelah utara gua direncanakan untuk camping ground rohani.

Museum Wayang Indonesia, Wuryantoro, Wonogiri


Museum Wayang Indonesiaterletak di dalam kompleks Padepokan Pak Bei Tani M Ng. Prawirowihardjo di kecamatan Wuryantoro kabupaten Wonogiri pada Jalan Raya Wonogiri – Pracimantoro km 13.Museum Wayang Kulit ini berlokasi di Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Jarak dari pusat kota adalah sekitar 15 km dan dapat dicapai dengan kendaraan pribadi dalam waktu kurang dari 30 menit. Diresmikan oleh Ibu Megawati Soekarnopoetri, Presiden Republik Indonesia pada waktu itu, pada tanggal 1 September 2004. Museum ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri dan buka tiap hari kerja dari Senin – Sabtu pukul 07.00 – 14.00.


[surakarta_wayang2.jpg]
museum wayang Indonesia
Disebut sebagaiMuseum Wayang Indonesiakarena memiliki koleksi wayang bukan hanya dari daerahJawa Tengahtetapi juga dari daerah lain di Indonesia yaitu Jawa Barat dan Bali. Jumlah koleksi yang dimiliki sebanyak 200 buah wayang kulit purwa, wayang golek, wayang Bali, wayang klitik, wayang suket (rumput), wayang beber dari Bali, topeng, dan bakalan wayang.


Di museum ini terdapat juga lukisan Semar terkecil berukuran 3 X 3 cm buatan Ki Djoko Sutedjo yang mendapatkan penghargaan dari MURI pada bulan Agustus 1998. Beberapa koleksi merupakan hibah dari Bapak H. Begug Poernomosidi (Bupati Wonogiri) antara lain wayang Semar buatan tahun 1716 dari Batu (Wonogiri) yang sekaligus juga merupakan koleksi tertua dari Museum Wayang Indonesia ini. Wayang Semar ini dahulu dipakai untuk pengruwatan leluhur Ki Warsino Guno Sukasno pada masa kerajaan Kartasuro. Ada juga wayang Limbuk dan Cangik yang selalu dipakai Bapak Begug waktu ikut mendalang sebagai alat berkomunikasi dengan warga.

Alas Kethu, Urat Nadi Kota Wonogiri



Hutan Kethu atau yang lebih dikenal dengan Alas Kethu adalah sebuah Obyek Wisata Alas Kethu terletak ditengah-tengah jantung Kota Wonogiri dengan panorama hutan jati, mahoni, akasia dan kayu putih seluas kurang lebih 40 Ha selain sebagai tempat wisata juga sebagai paru-paru kota Wonogiri dengan tumbuhan yang besar-besar dan rindang. Fungsi lainnya adalah sebagai daerah resapan air.
Letaknya yang berada di Jantung Kota menjadikannya sebagai bagian penting dari kota Wonogiri. Dengan adanya Alas Kethu menyeimbangkan kota yang tengah bergeliat ini. Membuat kota tetap hijau, sejuk, dan nyaman. Jadi selain sebagai obyek wisata AlasKethujuga berfungsi menyeimbangkan kota Wonogiri.

Alas Kethu sangat cocok untuk pembuatan film dan sinetron laga, karena dekat dengan keraton Surakarta dan Mangkunegaran, selain itu akses untuk mencapai lokasi sangat mudah untuk dijangkau. Alas Kethu harus dilestarikan agar fungsinya tidak berubah. Diperlukan kerja sama semua pihak untuk menjaga Alas Kethu tetap asri demi kebaikanbersama. Karena pernah ada wacana kawasan Alas Kethu akan didirikan pabrik etanol yang tentu ini efeknya kurang bijak terhadap lingkungan

Goa Putri Kencono dengan Potensinya


Goa Putri Kencono merupakan salah satu obyek wisata yang menyimpan potensi untuk menarik wisatawan karena keindahannya. Tentu saja dengan syarat jika pengelolaannya secara maksimal, mulai dari aspek sarana maupun prasarana. Memang sampai sekarang ini tidak banyak masyarakay luar yang tau tentang Goa Putri Kencono dikarenakan minimnya promosi, akses yang sulit, dan sarana yang dirasa kurang.

Goa PutriKencono terletak di Desa Wonodadi Kecamatan Pracimantoro berjarak 40 km dar kota Wonogiri. Goa ini mempunyai keindahan yang sangat bagus serta unik karena mempunyai Luas sekitar kurang lebih 1.000 m2 dan tembus pada bukit yang ada di sebaliknya bukit. Tempat ini memiliki kelebihan berupa keindahan stalagtit dan stalagmit. Jarak antara goa Putri Kencana dengan Kecamatan Pracimantoro kurang lebih 8 Km.Dengan adanya obyek wisata ini bisa menambah penghasilan penduduk sekitar. Banyak penduduk yang berjualan makanan, minuman dan souvenir bagi para pengunjung yang datang. Untuk dapat menikmati keindahan goa ini cukup membayar retribusi Rp.1000. jadi tidak ada salahnya mengunjungi obyek wisata ini sebagai wisata keluarga yang murah namun indah. Selamat berkunjung ke Goa PutriKencono.

Goa Ngantap, Wisata Alternatif dari Bayemharjo



Goa Ngantap merupakan salah satu alternatif obyek wisata yang murah. Terutama bagi anda yang suka petualangan. Bagi anda yang sudah bosan dengan wisata yang itu-itu saja dan ingin sesuatu yang beda Goa Ngantap sebagai alternatifnya. Gua Ngantap adalah salah satu gua yang terdapat di kelurahan Bayemharjo, kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri, provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Gua ini adalah salah satu gua tujuan wisatawan lokal di Kabupaten Wonogiri. Formasi stalagtit dan stalagmit yang indah terdapat di dalam goa ini. Wilayah Wonogiri memiliki hamparan karst yang cukup luas seperti daerah-daerah sekitarnya, sehingga wilayah ini juga memiliki potensi wisata goa yang cukup menarik. Sampai saat ini pun masih ditemukan beberapa goa baru yang sedang dikaji untuk dijadikan wisata bagi para peminat goa. GoaNgantap sendiri merupakan salah satu goa yang sudahlama ditemukan, terlebih dengan ukuran yang tergolong sangat besar. Namun demikian, perhatian dan minat wisatawan sendiri tampaknya masih kurang bahkan untuk menuju goa ini tidak ditemukan penunjuk arah yang jelas. Goa ini berbentuk seperti cerugan (cekungan kedalam) yang di dalamnya terdapat ruangan yang cukup luas dan tinggi. Beberapa bebatuan didalamnya masih dialiri air, bahkan tetesan air tersebut juga dimanfaatkan warga sekitar untuk keperluan air bersih.


Untuk menuju Goa Ngantap wisatawan harus rajin bertanya kepada penduduk lokal karena penunjuk ke tempat ini sangat minim. Sedangkan sarana dan fasilitas yang ada di tempat ini sendiri sepertinya telah lama ditinggalkan dan tidak terawat. Namun demikian, kondisi goa sendiri masih terjaga dan batu-batuan didalamnya masih memiliki daya tarik yang cukup khas.
Sayang ketika disana kesan  kurang terawat adalah yang muncul. Kurangnya perhatian Pemerintah maupun warga sekitar penyebabnya. Seharusnya potensi-potensi wisata seperti ini layak mendapat perhatian lebih dari pihak-pihak yang terkait dan tidak dibiarkan begitu saja demi kemajuan Pariwisata Kabupaten Wonogiri.



Plintheng Semar, Merana di Jantung Kota



Di jantung kota Wonogiri terdapat taman Plintheng Semar. Plintheng Semar adalah nama yang biasa digunakan untuk menyebut sebuah batu besar yang terdapat di taman tersebut. Batu besar ini, uniknya bersandar di sebatang Pohon Asem Jawa sejak dahulu. Plinteng Semar tepatnya terletak di kawasan Taman Selopadi, Kel. Giripurwo, Kec. Wonogiri yang berjarak 200m dari pusat Kota Wonogiri.

Batu besar tersebut diperkirakan memiliki berat sekitar 25 ton dan bersandar pada sebatang Pohon Asem Jawa yang sangat besar. Kawasan Taman Selopadi ini berada pada ketinggian, dimana di bawahnya terdapat jajaran ruko, halte, dan jalan raya utama Wonogiri – Solo. Di seberang Timur taman, pada ketinggian yang lebih rendah juga terdapat rumah – rumah penduduk sementara di sisi Barat taman pada ketinggian yang lebih tinggi juga terdapat rumah penduduk.
Konon menurut legenda, batu itu berasal dari batu katapel (plintheng, dalam bahasa Jawa) milik Semar. Oleh karena itu di Taman Selopadi juga ada patung Semar dengan kalung katapel. Plinteng Semar, mengisahkan tentang perjuangan semar melawan Raksasa Penghuni grojogan sewu. Disaat sudah hampir kewalahan, Semar mempunyai ide untuk melempari raksasa itu dengan sebuah plinteng. Setelah tiba saatnya plinteng itu diisi dengan batu yang besarnya tiga kali besar seekor gajah. Akhirnya raksasa itu hancur berkeping-keping. Kemudian batu itu diberi nama dengan batu plinteng semar.
Dongeng diatas mengajarkan kepada kita agar senantiasa memerangi kejahatan. Apa pun bentuknya kejahatan akan membawa kerusakan dan kesengsaraan. Konon menurut cerita batu ini merupakan batu yang diketapel oleh semar dan nyangkut di pohon di tengah kota wonogiri, makanya dinamakan “Plintheng Semar”.
Bayangkan segede apa ketapelnya ya kalo batunya aja segede ini . Batu itu selama puluhan tahun atau mungkin ratusan tahun sudah ada dan bersandar di pohon di tengah kota, sementara di bawahnya ada ruko2 dan jalanan. Kalo pohonnya tumbang, so pasti batu seberat puluhan ton ini akan menimpa ruko2 di bawahnya batu ini ada di pinggir  jalan raya utama di kota Wonogiri, jadi kalo setiap yg lewat di pusat kota Wonogiri pasti akan melihatnya.
Plinteng Semar merupakan daya tarik utama pada Taman Selopadi yang merupakan tempat bersantai bagi masyarakat. Dari taman seluas 0,5 hektar ini, pengunjung dapat menikmati panorama Kota Wonogiri dari ketinggian taman tersebut. Plintheng Semar dapat menjadi salah satu landmark Kota Wonogiri, karena lokasinya yang terletak di pinggir jalan raya utama Wonogiri – Solo. Untuk Pengembangnnya, kawasan Plintheng Semar dan Taman Selopadi tersebut dapat menjadi taman kota dan arena bermain anak.
Beberapa tahun yang lalu, di kawasanPlintheng Semar masih ramai orang – orang yang bersantai dan terkadang untuk tamasya anak-anak TK, selain itu juga terdapat beberapa pedagang kaki limayang berjualan di sana. Namun sekarang, kawasan plintheng semar tersebut sepi, hanya terdapat satu atau dua orang saja yang duduk – duduk di taman selopadi dan sudah tidak ada pedagang kaki lima yang berjualan di sana.
 Batu Plintheng Semar sudah mulai terdapat coretan-coretan sehingga menurunkan daya tariknya sebagai obyek wisata yang murah. Kawasan taman kurang dirawat dengan baik pihak pengelola. Seharusnya ini menjadi perhatian pemerintah mengingat taman Plinteng Semar ini berada di jantung kota Wonogiri.

Gunung Pegat Wonogiri, obyek wisata dan mitosnya



Gunung Pegat terletak di desa Ngadiroyo, kecamatan Ngadirojo, kabupaten Wonogiri. Lokasinya berupa gunung yang ditumbuhi pepohonan yang lebat yang bisa juga disebut hutan. Sehingga udara disekitarnya pun terasa begitu sejuk. Keindahan yang ditawarkan obyek wisata ini berupa pemandangan dari jauh waduk Wonogiri yang disertai hamparan sawah yang terlihat begitu indah. Dari jalan raya pun kita bisa menikmatinya. Di sebrang ada waduk yang menawan dan terlihat tulisan “Bendungan Serbaguna Wonogiri” puth dan kecil. Diantaranya ada hamparan sawah, kebun, hutan, rumah yang tersusun begitu indahnya. Untuk menikmatinya anda tidak perlu membayar apapun, cukup datang dan nikmati keindahannya gratis.


Sebuah Mitos dari Gunung Pegat
Gunung Pegat yang terletak di desa Ngadirayo, kecamatan Ngadirojo kabupaten Wonogiriini, memang aneh dan terkenal sejak tahun 1980. Sejak pembangunan proyek bendungan raksasa Gajah Mungkur itu selesai. Menurut penduduk setempat proyek ini telah banyak memakan korban jiwa. Bahkan para pekerja itu yang menjadi tumbal waduk itu.
Walaupun banyak hambatan yang dialami, akhirnya proyek pembangunan waduk raksasa itu selesai juga. Namun, pembangunan itu berdampak buruk karena banyak areal persawahan yang terletak di sekitar waduk raksasa itu tergenang oleh air jika musim hujan tiba.
Akhirnya banyak penduduk setempat yang mengungsi ke desa tetangga untuk tinggal karena tempat tinggalnya mulai menjadi tempat genangan air bendungan. Makin lama airnya makin meninggi sehingga banyak jalan yang dialihkan ke daerah yang lebih tinggi. Salah satunya adalah jalan yang menghubungkan kota Wonogiri dengan Pacitan melewati kota Ngadirojo. Jalan ini dialihkan karena jalan yang lama menjadi tempat genangan waduk raksasa tersebut.
Pengalihan jalan yang paling sulit adalah jalan yang melewati menuju ke desa Ngadiroyo. Karena jalan ini harus menembus sebuah pegunungan kecil yang oleh penduduk setempat dinamakan pegunungan Ngadiroyo. Walaupun pegunungan ini dikramatkan, namun para kontraktor tersebut tidak ambil peduli dengan cerita-cerita miring tentang gunung tersebut. Maka mulailah pembuatan jalan tersebut.
Ketika proyek ini baru berjalan, banyak peristiwa aneh yang terjadi. Seperti misalnya, tiba-tiba semua mesin traktor mati dan para pekerja kesurupan. Agar proyek ini tetap berjalan, akhirnya diundanglah para ‘orang pintar’ yang bisa memindahkan atau mengusir mahluk halus yang sering mengganggu itu.
Akhirnya, pembangunan jalan tembus ini rampung juga. Karena jalan tembus itu dibuat dengan cara memisahkan dua gunung yang saling berhubungan maka penduduk setempat memberikan julukan Gunung Pegat yang artinya gunung cerai atau pisah.
Setelah pembangunan jalan itu selesai, banyak penduduk setempat yang melalui jalan itu. Bahkan jalan ini sempat dijadikan tempat untuk memadu kasih oleh pasangan muda. Anehnya, pada saat pasangan ini meninggalkan tempat itu, biasanya dalam perjalanan mereka terlihat pertengkaran mulut yang berakhir dengan perpisahan.
Hal ini juga terjadi pada pasangan pengantin baru yang melintasi daerah ini. Biasanya, pengantin baru ini akan terlibat bertengakar yang hebat dan berbuntut pada pemutusan tali pernikahan. Konon, semua ini terjadi karena sifat usil penunggu Gunung Pegat yang bernama Mbah Glondor. Menurut penuturun Pak Mujayadi ‘orang pintar’ yang tinggal di desa Ngadiroyo.
Penunggu gunung yang bernama Mbah Glondor ia paling tidak suka jika melihat adapasangan yang baru saja menikah atau sedang terlihat asmara melintasi daerah kekuasaannya.
Hal ini dikarenakan ketika di alam dunia ia pernah merasakan patah hati karena cintanya ditolak oleh sang pujaan hati. Akibat rasa sakit hati yang begitu hebat, ia berjanji untuk menduda seumur hidup. Rupanya sakit hati terhadap wanita yang dicintainya dibawa sampai ke alam kubur. Karena rasa benci itu, arwah Mbah Glondor menjadi penghuni gunung Pegat yang selalu menggoda pasangan muda.
Sejak saat itu, masyarakat yang tinggal di sekitar gunung sangat takut melintasi jalan tersebut terlebih, mereka yang baru saja menikah. Bahkan, kepercayaan ini oleh penduduk seperti dijadikan tradisi. Yaitu melarang pasangan pengantin baru melintasi jalan di Gunung Pegat, untuk menjaga agar tidak ada kejadian buruk yang menimpa pasangan tersebut.
Terlepas benar atau tidak mitos dan tradisi Gunung Pegat ini, tergantung dari kita sebagai manusia. Kalau kita mempercayai hal itu karena takut akibat yang akan timbul, tentu ini bisa berakibat fatal pada diri kita sendiri. Iya.. nggak Keputusan untuk mempercayai memang ada pada Anda.
CAGAR ALAM DANALAYA
Cagar Alam Danalaya merupakan cagar alam yang didalamnya didominasi pohon Jati. Cagar alam disini menawarkan sesuatu yang beda dengan cagar alam lainnya. Pohon-pohon di cagar alam ini terutama pohon jatinya berukuran jumbo atau super besar. Cagar Alam Danalaya terletak di kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Obyek wisata cagar alam ini merupakan hutan jati.

Keistimewaan dari cagar alam ini berupa kayu jati di hutan ini khusus diperuntukkan untuk membangun istana raja Surakarta. Apabila Raja Surakarta membutuhkan kayu jati untuk membangun atau memperbaiki kraton, maka diambilah kayu dari hutan jati Danalaya ini. Maka tidak heran jika pohon-pohonnya berukuran besar dan kualitasnya nomor satu.
Obyek wisata ini banyak dikunjungi oleh wisatawan yang mempunyai latar belakang minat khusus atau pecinta alam. Bagi anda yang suka tantangan obyek wisata ini layak dikunjungi. Cagar alam Danalaya tempatnya layak untuk dijadikan tempat outbond,camping, dan lain-lain. Jadi tidak ada salahnya untuk mengunjungi Cagar Alam Danalaya

3 komentar: